Kontrak Politik Tak Lanjut di DKI Disinggung Anies Baswedan, Begini Reaksi dari Berbagai Pihak

0 Comments

Kontrak Politik – Pernyataan Anies Baswedan yang menyinggung seseorang yang memiliki kontrak politik di DKI Jakarta tapi tidak di teruskan, mendapatkan respons dari berbagai pihak.

Partai Gerindra, partai yang menjadi pengusung Anies di Pilpres 2024, tidak memberikan komentar terkait pernyataan Anies tersebut. Namun, Wakil Ketua Umum Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan bahwa Gerindra menghormati semua keputusan Anies.

“Gerindra menghormati keputusan Anies Baswedan,” kata Muzani.

Sementara itu, Partai Demokrat, partai yang menjadi rival Gerindra di Pilpres 2024, menilai pernyataan Anies tersebut sebagai bentuk serangan politik.

“Itu serangan politik. Anies tidak perlu berlagak seperti itu,” kata Ketua DPP Partai Demokrat, Eddy Soeparno.

Eddy Soeparno juga meminta Anies untuk fokus pada program kerja sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Di Jakarta harusnya Anies harus fokus bekerja, jangan sibuk menyerang pihak lain,” kata Eddy.

Selain itu, pernyataan Anies tersebut juga mendapat respons dari sejumlah pengamat politik. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, menilai pernyataan Anies tersebut sebagai bentuk ketidakmampuan Anies untuk menyelesaikan masalah di Jakarta.

“Masalah di Jakarta Anies tidak bisa menyelesaikannya, jadi dia melemparkan kesalahan ke orang lain,” kata Ade Armando.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Aditya Perdana, menilai pernyataan Anies tersebut sebagai bentuk ketidakjelasan Anies dalam berkomunikasi.

“Anies tidak jelas siapa yang dia maksud. Jadi, pernyataannya itu hanya menimbulkan kegaduhan,” kata Aditya Perdana.

Baca Juga : Penolakan Ridwan Dalimunthe Masuk Timnas AMIN, Begini Reaksi Anies Baswedan

Secara umum, pernyataan Anies Baswedan yang menyinggung seseorang yang memiliki kontrak politik di DKI Jakarta tapi tidak di teruskan, mendapat respons yang beragam. Ada yang menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk serangan politik, ada yang menilai sebagai bentuk ketidakmampuan Anies untuk menyelesaikan masalah di Jakarta, dan ada juga yang menilai sebagai bentuk ketidakjelasan Anies dalam berkomunikasi.

Secara politik, pernyataan Anies tersebut dapat di lihat sebagai upaya untuk meningkatkan elektabilitasnya di Pilpres 2024. Dengan menyinggung sosok yang memiliki kontrak politik di DKI Jakarta tapi tidak di teruskan, Anies dapat mengklaim bahwa diri nya adalah sosok yang mampu menyelesaikan masalah di Jakarta. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pemilih yang menginginkan perubahan di Jakarta.

Namun, pernyataan Anies tersebut juga dapat menimbulkan kontroversi. Hal ini karena Anies tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang sosok yang di maksud. Hal ini dapat membuat publik menjadi bingung dan mempertanyakan kredibilitas Anies.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts